Kenapa orang tua membandingkan anaknya dengan orang lain?
Sebenernya, kebiasaan membanding-bandingkan ini adalah insting dasar manusia loh, Perseners!
Aku yakin, kamu juga sering banget kan membandingkan sesuatu, gak harus membandingkan diri dengan orang lain aja. Sesimpel ngebandingin cara makan bubur ayam, diaduk atau gak. Iya gak? Orang-orang ngebandingin dua hal ini sampe berantem.
Sama kayak orang tua. Kebiasaan orang tua membandingkan anaknya dengan orang lain, juga berasal dari insting dasarnya sebagai manusia.
Membandingkan adalah cara berpikir rasional manusia untuk mengetahui dan membedakan mana yang baik dan yang jahat, suka atau gak, dan hal ini biasanya terjadi tanpa kita sadari.
Jadi udah kayak hal biasa aja sih, kalau ngeliat dua hal yang sama atau mirip, kita langsung nyari bedanya dan ngebandingin mana nih yang lebih baik atau lebih bagus.
Menerima Emosi Anak
Anak yang merasa bahagia secara otomatis membuat orang tua akan memiliki suasana hati yang bagus. Namun, biasanya orang tua malah ikut terbawa emosi saat anak menunjukkan rasa marah, kecewa, atau sedih. Daripada terbawa emosi, sebaiknya orang tua memvalidasi emosi anak dengan penuh kasih sayang.
Biasanya anak yang masih dalam masa pertumbuhan belum mampu mengontrol perasaannya. Maka dari itu diperlukan peran orang tua dalam membantu dan menenangkan anak. Cara ini akan membuat anak lebih terbuka karena merasa mendapat dukungan dalam kondisi apa pun.
Memberikan Sentuhan Fisik Sesering Mungkin
Memberikan sentuhan secara fisik oleh ibu saat anak baru lahir dan akan semakin berkurang seiring anak beranjak dewasa. Padahal sentuhan merupakan kunci dari kedekatan hubungan antara orang tua dengan anak.
Ketika memberikan sentuhan,cobalah mengelus kepala, menepuk punggung, mencium, hingga memeluk anak, ini sesungguhnya sangat diperlukan bagi anak.
Sebaiknya sempatkan rutinitas ini setiap hari untuk meningkatkan bonding secara emosional. Beberapa sentuhan fisik yang bisa anda berikan antara lain kecup pipi anak sebelum berangkat kerja atau sebelum tidur, memeluk saat membacakan buku, dan mengelus kepalanya saat ia bercerita.
Mendengarkan Cerita Anak tanpa Menghakimi
Saat anak mengalami masalah, terkadang ia ragu untuk mengungkapkannya kepada orang tua karena merasa takut dihakimi atau mungkin dimarahi.
Daripada memperlakukannya dengan cara demikian, cobalah untuk mendengarkan semua curahan hati anak tanpa menyela sampai selesai. Setelahnya tanyakan apa yang sedang ia rasakan dan bantulah untuk menyelesaikannya. Keterbukaan seperti ini akan membuat hubungan antara orang tua dan anak tetap erat meskipun masing-masing memiliki kesibukan.
Mengajak Anak Menyelesaikan Pekerjaan Rumah
Saat orang tua dan anak terlalu disibukkan untuk menghabiskan waktu di luar, menyelesaikan pekerjaan rumah mungkin bisa menjadi salah satu cara untuk tetap dekat dengan anak.
Anda bisa mengubah kebiasaan dengan menyuruh anak membersihkan kamarnya dengan mengajak anak mendekorasi bersama. Anda juga dapat mengajaknya untuk memasak, memperbaiki kendaraan, bermain lego, atau kegiatan lain yang disenangi anak.
Baca juga: Cara Memarahi Anak Tanpa Harus Melukai Hatinya
Menyempatkan liburan bersama menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh seluruh anggota keluarga. Saat liburan, semua anggota keluarga bisa leluasa menghabiskan waktu bersama tanpa perlu mengkhawatirkan pekerjaan.
Anda bisa mengajak anak piknik atau berwisata alam, misalnya pergi ke pantai. Jika waktu libur singkat Anda bisa bepergian ke museum atau kebun binatang yang tak kalah menyenangkan.
Cara menghadapi orang tua yang suka membanding-bandingkan anak
Nah, ini mungkin jadi hal yang pengen banget kamu tau dari awal membaca artikel ini. Gimana ya caranya menghadapi orang tua yang seperti ini?
Aku rasa gak mudah sih. Aku dulu juga cuma bisa diem aja, gak tau harus gimana. Yaaa menikmati masa-masa aku dibanding-bandingin. Tapi aku sadar, itu gak sehat banget.
Kamu bisa nyoba beberapa hal di bawah ini, biar kamu bisa tetep semangat meskipun terus-terusan dibanding-bandingin.
Sering Membaca Buku Bersama Anak
Selain meluaskan wawasan, membaca buku juga akan menjadi media untuk mendekatkan diri antara orang tua dengan anak.
Meskipun sebentar, sempatkan membaca bersama secara rutin sebelum tidur atau dengan memangku si kecil. Cara ini akan membuat hubungan orang tua dengan anak menjadi lebih dekat, serta meningkatkan rasa nyaman saat bersama.
Cara Membangun Hubungan Orang Tua dan Anak
Anak akan lebih mudah mengekspresikan emosinya seiring bertambah usia. Anak mulai memiliki aktivitas atau hobi. Tanpa orang tua sadari anak juga mulai menjadi sibuk dengan berbagai tugas sekolah dan kegiatan lainnya. Selain itu, terkadang anak lebih memilih menghabiskan waktu dengan teman daripada keluarga.
Selain itu, orang tua juga disibukkan dengan pekerjaan, sehingga waktu bertemu dengan anak semakin sedikit meskipun tinggal dalam satu rumah.
Namun orang tua tidak perlu khawatir, ada banyak pilihan cara untuk membangun hubungan orang tua dan anak di tengah kesibukkan, berikut di antaranya:
Minta dukungan dari orang tua
Mungkin anak tetangga, anak bu RT, atau sepupu kita dapat dukungan full dari orang tuanya. Dukungan secara fasilitas dapat, ditambah dukungan mental.
Kamu bisa ngobrol sama orang tua untuk meminta dukungan dari mereka, khususnya dukungan secara mental. Karna kamu gak cuma butuh “contoh” yang diberikan dengan cara membandingkan kamu dengan orang lain, ya kan?
Meluangkan Waktu Bersama Anak
Sering meluangkan waktu untuk anak merupakan kunci dari hubungan emosional yang lebih dekat. Waktu bersama keluarga yang penuh keceriaan akan menjadi kenangan yang menyenangkan akan terus melekat di ingatan anak.
Meskipun waktu yang Anda habiskan setiap harinya hanya sedikit karena pekerjaan yang padat, anak akan tetap merasa selalu diperhatikan oleh orang tuanya.
Cobalah sempatkan untuk menemaninya belajar atau menyelesaikan tugas bersama meskipun sebentar. Cara lainnya mungkin memanfaatkan waktu setelah mandi saat menggunakan popok, pakaian, dan bedak dengan mengajaknya bercanda.